Cirebonmedia.com – Bangsa ini sudah terjajah ratusan tahun lamanya, berjuta cara digunakan para leluhur untuk mempertahankan Negara Indonesia, memperjuangkan kemerdekaan dari jajahan bangsa asing. Banyak jasad berguguran demi Indonesia, Jutaan nyawa melayang demi berkibarnya sang “Merah Putih” di tanah tercinta Indonesia.

Satu kunci yang mendasari keberhasilan bangsa ini saat mewujudkan kemerdekaannya, yaitu nasionalisme. Nasionalisme merupakan suatu gerakan atau kegiatan yang dilakukan kelompok atau individu guna mempertahankan bangsa dan negara yang berdasarkan rasa mencintai negaranya. Nasionalisme lah yang melatarbelakangi sebuah peristiwa besar di masa lampau yang menjadi catatan sejarah negara ini yaitu “Kebangkitan Nasional”.

Kebangkitan Nasional merupakan sebuah momentum  kebangkitan akan rasa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajah masih berkuasa. Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo  pada 20 Mei 1908 dan terlahirnya sebuah ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Pada tahun 1912 partai politik pertama Indische Partij berdiri. Pada tahun itu pula Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam di Solo, kemudian disusul oleh KH Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta serta Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera di Magelang Jawa Timur.

Pergerakan dan munculnya rasa nasionalisme inilah yang membakar semangat juang bangsa untuk melawan dan mengusir penjajah dari tanah air tercinta. Pada masa tersebut lahirlah revolusi besar pergerakan kemerdekaan dengan semangat persatuan. Perjuangan yang semula dilakukan secara individual dan bersifat kedaerahan, mulai disatukan oleh semangat nasionalisme. Perjuangan yang mulanya begitu sulit dilakukan serta butuh waktu ratusan tahun untuk membuat Indonesia merdeka, dengan Kebangkitan Nasional rasa persatuan akhirnya mampu mengibarkan bendera merah putih di tanah sendiri.

Dengan menengok tempo dulu, bagaimana nasionalisme mampu melahirkan Kebangkitan Nasional, seharusnya pada masa sekarang rakyat haruslah lebih mencintai bangsannya sendiri, tidak perlu melawan penjajah, hanya memegang tongkat estafet perjuangan dan meneruskannya hingga garis finish.

Terpaan brand terkenal dari negara barat serta budaya dari luar mengakibatkan sedikit demi sedikit rasa cinta terhadap bangsa sendiri luntur, rasa cinta terhadap budaya dan rasa cinta terhadap barang buatan dalam negeri menjadi berkurang. Bukan hanya pada dua sektor itu saja, dunia pendidikan serta kesehatan pun merasakan imbas dari gempuran pihak asing. Banyak orang lebih percaya pada dunia medis di Singapore, banyak orang lebih bangga datang menyaksikan konser band luar negeri dari pada datang menyaksikan pertunjukan kesenian daerah.

Kita hidup di atas tanah yang merdeka, tanah yang dengan susah payah diperjuangkan hingga merdeka, harusnya kita lebih bangga dengan apa yang dilahirkan anak negeri, bukannya malah lebih condong kepada produk dan budaya asing. Kita tidak perlu melawan penjajah, tapi sekarang kita sendiri yang menjadi penjajah bagi bangsa sendiri. Lalu, kemana Nasionalisme?

 

Image By: Google.com