Fenomena Danau Baru di Antartika

Cirebonmedia.com- Bumi yang kita kenal saat ini memiliki benua-benua yang merupakan pusat populasi sebagian besar makhluk hidup di bumi dan salah satu benua yang memiliki karakter berbeda dari daratan lainnya adalah benua antartika. Benua yang satu ini memiliki suhu yang sangat dingin dan sebagian besar dari benua ini diselimuti oleh es.

Benua Antartika merupakan benua yang ditemukan terakhir. Pada tahun 1773 Kapten James Cook yang berasal dari Inggris merupakan orang pertama yang melewati lingkaran Antartika. Benua Antartika baru ditemukan pada tahun 1820. Siapa yang menemukannya pertama kali tidaklah jelas, sebab ada tiga orang dari tiga negara yang mengklaimnya. Mereka adalah Fabian von Bellingshausen dari Rusia, Edward Bransfield dari Britania Raya, dan Nathaniel Palmer dari Amerika Serikat. Pada tahun 1911 Roald Amundsen dari Norwegia adalah orang pertama yang mencapai Kutub Selatan. Roald Amundsen memulai perjalanannya pada tanggal 19 Oktober 1911 dan sampai di Kutub Selatan pada tanggal 14 Desember 1911.

Antartika merupakan tempat yang paling dingin dan paling tandus di permukaan bumi. Hampir seluruh daerah Antartika tertutup es dengan ketebalan mecampai 3km bahkan lebih. Karena berat, es itu sendiri secara perlahan terdorong ke pantai yang kemudian patah menjadi pecahan gunng es di lautan es selatan. Di benua ini juga terdapat pegunungan raksasa, yaitu pegunungan Transantartika yang memanjang hampir 5.000km. Pegunugan ini membagi Benua Antartika menjadi dua wilayah utama yaitu Antartika Timur (Antartika besar) dan Antartika barat (Antartika Kecil).

Namun, baru-baru ini muncul fenomena aneh yaitu munculnya ribuan danau di bagian timur Antartika. Danau itu terlihat cantik dengan warna biru cerahnya. Namun, kecantikan itu sebenarnya pertanda buruk. Ribuan danau yang disebut supraglasial itu menjadi petunjuk bahwa bagian timur dari benua yang memiliki suhu rendah ini pun terkena perubahan iklim.

Fenomena danau di benua Antartika
Fenomena danau di benua Antartika

Terbentuknya danau-danau itu tak lepas dari kenaikan suhu akibat perubahan iklim. Selama 37 hari dalam kurun waktu 2012-2013, suhu di wilayah Antartika positif atau di atas titik beku air. Suhu rata-rata pada bulan Januari mencapai 0,8 derajat celsius. Dilansir dari kompas sains, Jamieson dan rekannya melakukan penelitian dengan data satelit dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Peneliti mengungkap bahwa dalam kurun waktu tahun 2000-2013, ada 8.000 danau supraglasial yang terbentuk. Danau itu memang tidak permanen. Namun, airnya bisa mengalir ke wilayah lain atau bergerak ke lapisan es bagian bawah sehingga mengganggu kestabilan es lain. Bila terus berlanjut, hal itu bisa memicu pelelehan es berjumlah besar dan berkontribusi pada kenaikan muka air laut secara global.

Dengan munculnya fenomena seperti ini semoga masyarakat semakin bijak guna mengantisipasi global warming sehingga potensi naiknya volume air di seluruh dunia tidak terjadi dan bumi menjadi stabil.