Cirebonmedia.com- Beban hutang Indonesia saat ini lebih dari Rp 2,575 Triliun, Negara dengan hutang keenam terbesar dunia versi World Bank. Negara terkorup kelima di dunia.  Sistem Pendidikan Indonesia terendah dari 65 negara. Di Negeri ini, Setiap 5 menit kaum muda di bawah 25 th terinfeksi HIV. Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan epidemi HIV yang tercepat di Asia. Masih di negeri yang katanya ‘kaya’ ini, belasan juta orang kehilangan pekerjaan, jutaan orang mengalami malnutrisi, 27.3% (4.9 juta) balita kekurangan gizi, perceraian meningkat 400%, kriminalitas meningkat 1000%, penghuni rumah sakit jiwa meningkat 300%. Dengan semua fakta itu, apakah kita sebagai generasi muda hanya berdiam diri saja?

Semua permasalahan diatas merupakan beban yang ditanggung oleh generasi muda negeri ini. Mengingat betapa besarnya beban tersebut, bahwa mutlak hanya generasi yang ‘kuat’ lah yang mampu mengembannya. Namun disisi lain, anak muda bangsa ini sedang mengalami ‘multi krisis’.

Sadar atau tidak, generasi saat ini adalah generasi yang akan memimpin bangsa kedepannya. Sadar atau tidak, perilaku generasi saat ini merupakan cermin kehidupan bangsa di masa depan. Buram atau cemerlangnya bangsa kedepan, dapat dilihat dari buram atau tidaknya generasi sekarang.

Bung Karno pernah berkata, “Beri Aku 1000 Orang Tua, Niscaya Akan Kucabut Semeru Dari Akarnya, Beri Aku 10 Pemuda, Niscaya Akan Kuguncang Dunia”. Ungkapan tersebut setidaknya menjelaskan betapa pentingnya arti peran dari Generasi Muda suatu bangsa.

Hedonisasi Generasi Muda

Bangsa asing mengetahui betul Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar bagi produk-produk dan trend mereka karena negara kita banyak penduduknya. Parahnya lagi, karakter bangsa kita mudah dibentuk agar berbudaya konsumtif, yang seharusnya kita produktif. Walhasil, mereka telah berhasil menjadikan generasi muda kita menjadi generasi hedonis. Buktinya? Sekarang tempat-tempat hiburan malam menjamur di sekeliling kita karena generasi kita telah berhasil ‘dibentuk’ menjadi generasi yang sukanya hura-hura. Hura-hura dianggap keren, budaya asing dianggap trend hebat yang mesti ditiru. Tengoklah ke tempat-tempat nongkrong yang bergaya ke-barat-baratan. Disana anak muda kita berjejal membuang waktu dan kesempatan emas mereka di masa muda.

Sadar pastinya, tetapi kita tidak peduli bahwa bangsa ini sedang diinvasi asing. Bukannya memagari diri dari pengaruh luar yang negatif, generasi muda kita malah cenderung permissive. Hal yang sudah jelas salah tetap dibiarkan, lebih ironisnya malah ikut-ikutan. Ingin bukti? Coba tanya pada diri kita masing-masing. Kita acapkali membeli barang yang tidak perlu, mengikuti mode yang tidak jelas muasalnya, tanpa tau betul itu sebenarnya apa. Seolah-olah, apa yang berkembang di barat sana wajib kita tiru habis-habisan. Kita disetir untuk menerima hal asing secara sporadis. Kita didoktrin untuk mengejar sesuatu yang belum tentu bermanfaat dengan membabi buta.

Karakter permissive bangsa ini terhadap pengaruh luar yang negatif tak hanya dalam tataran itu saja. Lebih jauh lagi, budaya ‘ikut-ikutan’ masyarakat kita juga mengidap pada perilaku sex bebas. Lagi-lagi penyumbang angka terbesar adalah generasi muda yang mana mereka adalah golongan masyarakat usia produktif. Sebagai contoh, hasil survey di bali mengatakan bahwa 25% pelajar kelas 2 SMA pernah berhubungan sex. Hal tersebut sejalan dengan fenomena hamil diluar nikah yang kini semakin marak terjadi. Lagi-lagi itu belum seberapa, dinikahi walaupun telah dihamili diluar pernikahan jadi terlihat lebih baik, karena tak sedikit juga yang justru malah melakukan aborsi. Sudah lebih dari 2,5 juta janin yang tidak bersalah meregang nyawa, angka ini jauh lebih besar dari pada Korban perang dunia II yaitu 400 ribu korban!

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan dari 2013 hingga 2014, angka penyumbang kasus sex bebas di negeri ini paling banyak adalah kelompok usia produktif. Kelompok usia produktif tersebut yaitu kelompok usia 25 sampai 49 tahun. Dan ironisnya, saat free sex tengah hebat-hebatnya memperparah kondisi bobroknya bangsa ini, muncul yang namanya ‘Pekan Kondom Nasional’. Sudah gila bangsa ini! Sebuah gerakan permissive yang sangat bodoh itu hampir dianggap wajar oleh generasi kita. Untungnya hampir, karena masih ada yang cukup cerdas menyadari bahwa hal itu salah. Generasi Muda, ayo bangkit!!!

85% pengguna narkoba di Indonesia adalah Generasi Muda atau setara 6,5 juta orang, angka ini lebih besar dari total jumlah penduduk negara Singapura yaitu 5,47 juta jiwa. Dengan angka tersebut analogi gilanya adalah anda dapat membayangkan bahwa satu negara seluruh penduduknya terjangkit narkoba! Data lain mengatakan bahwa sekitar 50% pengguna narkoba di Indonesia berstatus mahasiswa atau berstatus sarjana, padahal mereka berpendidikan. Sangat ngeri dibayangkan bahwa negara ini dikemudian hari akan dijalankan oleh orang-orang ‘pesakitan’.

Anak Bangsa atau Anak Mangsa?

Apakah permasalahan diatas dapat selesai tanpa kita bangkit dan berbuat sesuatu? Lantas apa yang sudah generasi muda lakukan?

Anak muda kita sekarang malah jadi generasi pesimis. Banyak yang mati bunuh diri, atau mengakhiri nyawa orang lain hanya karena alasan-alasan sepele yang seringkali cukup mematahkan semangat dan logika waras anak muda saat ini. Gara-gara ditolak atau putus cinta atau karena keinginannya tak dituturi orang tua.

Anak muda kita sekarang malah jadi generasi vandalis. Hampir setiap hari ada berita tawuran di Indonesia. Tawuran pelajar, tawuran mahasiswa, hingga tawuran warga antar kampung. Sampai Anggota Dewan ikut memepertontonkan perkelahian di parlemen.

Anak muda kita sekarang malah menjadi generasi vandalis. Mahasiswanya pun demikian. Mahasiswa yang Demo niatnya membela rakyat tetapi malah justru mengganggu rakyat dengan aksi bakar ban di jalan, blokir jalan, higga pengrusakan fasilitas umum yang sebenarnya itu adalah milik rakyat yang katanya sedang mereka bela. Agaknya mahasiswa kita sudah lupa bahwa jika mereka ingin membenahi sesuatu, maka cara yang dilakukanpun harus benar. Mereka lebih mengerti cara kasar ketimbang jalur prestasi akademis.

‘Pekerjaan Rumah’ berat yang dimiliki bangsa ini bukannya tak dapat terselesaikan. Kita punya potensi. Kita punya bakat cemerlang. Kita juga bukan tanpa prestasi. Bukan cuma Habibie, Indonesia juga punya sejuta anak negeri berprestasi. Kesemua hal tersebut seharusnya sudah cukup mampu menjadi tolakan kita dalam melompat bangkit dari keterpurukan.

Indonesia adalah Negeri dengan Kekayaan Nilai dan Kekayaan Alam Terbaik di Dunia;

  • Batik Indonesia sangat polpuler dan disukai dunia, bahkan sering kali dipakai oleh Ratu elizabeth II, Ratu Sophie, Ratu Juliana, juga Bill Clinton.
  • Kuliner Nusantara ini juga sangat memukau. Beberapa diantaranya seperti Nasi Padang, Sate, Ayam Penyet, Pisang Goreng, dan Cendol masuk sebagai ’40 singapore food we can’t live without’ versi CNNGo.
  • Pulau Bangka Belitung mempunyai timah yang berperan penting dalam bahan baku pembuatan smartphone di seluruh dunia.
  • Pulau Bali merupakan 1 dari 10 pulau paling romantis di dunia. (Majalah Travel +leisure)
  • Indonesia, tepatnya di Blok Natuna, memiliki cadangan gas alam terbesar di dunia hingga 202 triliun kaki kubik!

Putra-putri Indonesia dengan Prestasi dan Masterpiece yang Mendunia

  • Di Bidang Teknologi dan Komunikasi:
    • Indonesia adalah langganan juara diKompetisi Software Diantaranya yang diikuti oleh Intitut Teknologi Bandung di Kairo Mesir dengan aplikasi bernama MOSES.
    • Michael Reynold Tagore adalah orang Indonesia yang menjadi animator dalam film The Hobbit, The Avenger, dan Iron Man 3.
    • Tema background email Gmail ‘Cerry Blossom’ di buat oleh orang Indonesia bernama Vania sofiandi.
    • Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI) 2009 yang terdiri dari Angelina Veni Johanna (SMA 1 BPK Penabur, Jakarta), Reinardus Surya Pradhitya (SMA Kanisius, Jakarta), Risan (SMAN 1 Tangerang), dan Christanto Handojo (SMA Kanisius, Jakarta), berhasil memenangkan dua medali perak dan satu medali perunggu dari ajangInternational Olympiad in Informatics (IOI) 2009 di Plovdiv, Bulgaria.
    • Indonesia yang diwakili I Pad meraih posisi juara pertama untuk kategoriRobot Soccer
      pada World Robot Olympiade (WRO) yang berlangsung di SMX Convention Center Hall, Manila, Filipina pada 6 November 2010.
    • Di balik keimutan Minions, ada pria berdarah Indonesia sebagai arsitek utamanya, Pierre Coffin.
    • Andre Surya: sang animator Transformers 3D yang sebagian besar ketrampilannya didapatkan secara otodidak.
    • Griselda Sastrawinata, animator perempuan yang karyanya bisa kita saksikan di film animasi The Sherk.
    • Rini Sugianto, animator asal Indonesia yang bergabung dalam proyek film-film Box Office Amerika.
    • Perancang Mobil VW yang mendunia adalah pria asal Indonesia, Chris Lesmana.
    • Sutradara film Indie yang karyanya diputar di banyak negara, Yosep Anggi Noen.
  • Di Bidang Science dan Akademis:
    • Kontingen Indonesia tampil sebagai juara umum ASEANPrimary School Sport Olympiad (APSSO) II tahun 2008
    • Indonesia menjadi juara umum padaInternational Conference of Young Scientists (ICYS) ke-16 yang berlangsung di Pszczyna, Polandia, 24-28 April 2009
    • Tim Robot Indonesia dari Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM) Bandung berhasil meraih juara I pada ‘International Robot Games’ yang diselenggarakan di San Francisco, AS.
    • Indonesia yang diwakili oleh Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih jura pertama padaScientific Research Competition yang diselenggarakan oleh Asian Pasific Dental Student Association (APDSA).
    • Tim Indonesia berhasil menjuarai Global Enterprise Challenge(GEC) 2009 setelah  mengalahkan juara dunia sebelumnya yaitu Selandia Baru, Amerika Serikat, dan negara peserta dari lima benua, antara lain: Jerman, Australia, Selandia Baru, Skotlandia, Jepang, Afrika Selatan, Korea, dan Singapura.
    • Indonesia berhasil menyabet satu medali emas, dalamInternational Biology Olympiade (Olimpiade Biologi Internasional/IBO) ke-20 pada 2009 di Tsukuba, Jepang.
    • Profesor Dr. Ken Kawan Soetanto. Seorang pria kelahiran Surabaya yang berhasil menggondolgelar profesor dan empat doktor dari sejumlah universitas di Jepang. Lebih hebatnya, puncak penghargaan akademis itu dicapainya pada usia 37 tahun.
    • Tim Kalingga dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta membawa pulang Throphy pemenang pertama dengan nilai tertinggi dalam kompetisiSimulasi Bisnis “Trust By Danone” di Paris, 2 April 2009.
    • Di ajangOlimpiade Fisika Internasional (International Physics Olympiade/IPHO) yang diadakan di Zagreb, Kroatia, lima siswa SMA Indonesia meraih prestasi membanggakan dengan berhasil meraih empat medali emas dan satu perak.
    • Di ajangOlimpiade Kimia Internasional (International Chemistry Olympiade/IChO) ke-42 yang diselenggarakan di Tokyo,Jepang pada 2010, Tim Olimpiade Kimia Indonesia kembali menorehkan prestasi dengan meraih 1 medali emas,1 perak,dan 2 perunggu.
    • Penemu vaksin penghambat virus flu burung yang terbuat dari ekstrak buah Mahkota Dewa adalah Artina Prastiwi dari Indonesia

Apa yang terlintas dalam benak anda setelah mengetahui sederet tinta emas yang ditorehkan oleh anak-anak negeri ini? Jawabannya adalah kita bukan bangsa yang bodoh, sama sekali bukan bangsa yang layak dijajah. Masih banyak lagi prestasi membanggakan yang mestinya jadi parameter bahwa bangsa ini layak menapaki posisi sebagai bangsa yang lebih bermartabat.

Pilihannya sekarang ada pada kita. Apakah kita lebih memilih menjadi anak bangsa atau anak mangsa. Menjadi anak bangsa yang berkreasi, produktif dan berprestasi. Atau menjadi anak mangsa yang pasrah berdiam diri, terjajah, dan bodoh. Generasi muda, AYO BANGKIT!!!

Salam.

 

Image by: Google.com

Menu