Tradisi Ikipalin Suku Dani di Papua

Indonesia adalah negri yang memiliki keanekaragama paling banyak di dunia. Baik dari sisi Suku, bahasa, dan budaya. Disetiap budaya memiliki tradisi yang berbeda-beda, bisa dibilang sangat unik karena beda adat, beda keyakinan. Berikut ini merupakan budaya yang ekstrem namun penuh makna filosofis.

Tradisi ini merupakan salah satu tradisi yang diyakini oleh suku Dani di daerah Papua. Mereka melakukan tradisi memotong ruas jari atau biasa disebut “Ikipalin” jika salah satu anggota keluarga atau kerabat dekat yang meninggal dunia, seperti suami, istri, ayah, ibu, anak, dan adik.

Tradisi potong jari ini sudah ada sejak dahulu kala dan sampai sekarang. Ini merupakan sebuah perwujudan rasa cinta dan kehilangan atas seseorang yang meninggal. Bagi kita ini mungkin tradisi yang ekstrem, namun bagi Suku Dani tidak ada cara yang lebih baik untuk mengungkapkan rasa sedih dan  kehilangan.

Sumber: blogspot.com

Tradisi Iki Palek

Kita mungkin akan beranggapan jika ritual ini berlaku pada semua orang. Namun, dalam praktiknya, Iki Palek hanya dijalani oleh kaum wanita saja, dan biasanya adalah para ibu atau wanita tertua. Alat untuk memotong jaripun tidak ada pengecualian. Yang pasti jari diharuskan putus. tidak hanya memakai alat, bahkan ada juga yang memakai gigi alias digigit sampai putus.

Sumber: sparklepush

Tradisi Nasu Palek

Bukan hanya para wanita saja yang melakukan tradisi ini. Para pria pun sama, hanya saja agak berbeda, yaitu mengiris kulit telinga. Biasanya mereka melakukan tradisi ini hanya menggunakan bilah bambu yang tajam. bukan hanya sampai disitu saja. Ritual seperti mandi lumpur juga melengkapi momentum berduka cita. ritual ini melambangkan bahwa semua yang hidup pada akhirnya akan kembali ke tanah.

Ritual ini konon telah dilakukan sejak zaman dahulu sekali, dan sampai sekarang, Suku Dani tetap melakukannya. Namun, belakangan ini ritual Ikipalin sudah jarang dilakukan. penyebab utamaya adalah pengaruh agama yang menyebar di daerah pelosok termasuk Papua. Meski demikian, masih banyak yang melakukan ritual ini terutama di daerah-daerah yang lebih masuk dan terpencil lagi.

Sumber: boombastis.com
Oleh: Siti.J SMKN 1 Palasah