Cerita Mahasiswa Jualan Es Teh Demi Galang Dana untuk Gempa Lombok

Indonesia berduka, gempa Lombok yang menyebabkan seratusan lebih korban nyawa, ribuan korban luka dan kehilangan tempat tinggal menumbuhkan belas kasih dan empati masyarakat.

Ungkapan keprihatinan hingga bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi Lombok pun terus mengalir dari berbagai daerah. Pun di Purwokerto, Jawa Tengah. Masyarakat dan mahasiswa berbagai elemen menghimpun dana yang akan disalurkan kepada korban gempa.

Dari sejumlah kelompok yang menggalang dana, ada satu yang menarik. Sekelompok mahasiswa Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sejarah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) berjualan es teh untuk menggalang dana.

Es teh itu ditaruh di sebuah nampan kecil, dan dua orang memegang nampan. Sebuah poster berisi pesan penggalangan dana untuk korban gempa Lombok terpampang di sudut jalan.

Cara kreatif penggalangan dana ini pun menarik perhatian mahasiswa maupun warga yang melintas. Mereka antusias membantu korban gempa lombok dengan cara unik ini.

Harga segelas es teh pun normal-normal saja. Segelas es teh dijual dengan harga Rp 5.000. Pembeli punya dua keuntungan sekaligus, mengobati dahaga sekaligus membantu korban gempa Lombok.

“Tapi jika mau kasih lebih ya alhamdulillaah. Kami tawarkan kepada mahasiswa, warga sekitar, dan pengendara motor maupun mobil”. Ucap sang penanggung jawab penggalangan dana gempa Lombok, Fajar Janu Subekti, Rabu 8 Agustus 2018.

Antusiasme Pembeli Es Teh Penggalangan Dana Gempa Lombok

Tak hanya itu, mahasiswa juga berkeliling ke seantero kampus dan kampong-kampung terdekat di sekitar kampus. Hanya dalam waktu sehari saja, terkumpul dana sebesar Rp 2.681.300.

Melihat antusiasme pembeli, diyakini dana ini akan cepat bertambah. Jika dianggap cukup dan patut, dana ini akan disalurkan kepada korban gempa bersama dengan bantuan dalam bentuk lain, yakni pakaian bekas.

Dan untuk menyalurkan bantuan ini, mahasiswa UMP menjalin kerja sama dengan organisasi #YukNgaji di Lombok.

Menurut dia, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengasah kepekaan sosial dan empati untuk membantu saudara-saudara kita di Lombok yang terkena musibah gempa bumi.

“Kita masuk di lingkungan Dukuh Waluh. Sore kami berjualan di lampu merah. Hasil dari penjualan akan kami berikan penuh ke korban bencana alam,” Ujarnya.

Seorang pembeli es teh, Arif Solehan mangatakan baru pertama kali mendapati ada penggalangan dana dengan cara berjualan es teh seperti ini. Menurut dia, kegiatan ini sangat kreatif dan bisa menjadi contoh bagi organisasi atau lembaga lain.

Dia pun yakin dengan penggalangan dana seperti ini, masyarakat akan semakin berempati kepada para penggalang dana. Dana yang terkumpul pun akan bertambah besar dibanding dengan cara konvensional.

“Saya rasa ini cukup kreatif untuk kegiatan kemanusiaan. Saya lebih suka liat yang seperti ini daripada ‘nyodorin’ kotak sambil minta-minta. Semoga dibalas dengan yang lebih baik”. Ucap Arif.

Penulis : Afip Maulana
Sumber : www.liputan6.com