Pasar di Melbourne Mulai Larang Kantong Plastik

Bams Putra Bams Putra
  • 3 tahun
  • 394
  • 0

Melbourne – Larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai di pasar South Melbourne yang terkenal, kemungkinan akan diperluas ke produk plastik lainnya seperti sedotan dan cangkir kopi.

Pengelola pasar mengatakan hal ini dikarenakan konsumen dan para pedagang telah menerima sikap mental lingkungan yang baru.

Mulai pekan ini, para pedagang di pasar berusia 150 tahun itu akan berhenti memasok tas belanja plastik sekali pakai kepada konsumennya.

Para konsumen sebaiknya harus membawa sendiri atau harus membeli dan meminjam kantong atau pembungkus kertas yang dapat digunakan kembali.

Kampanye Bawa Sendiri Tas Anda (BYO-bag) diluncurkan setelah survei di pasar ini menemukan sembilan dari 10 pengunjung mendukung langkah tersebut.

Jaringan supermarket Coles dan Woolworth juga telah mengumumkan rencana untuk memberlakukan larangan yang akan berlaku di seluruh gerai milik perusahaan itu pada pertengahan tahun.

Walikota Port Phillip, Bernadene Voss, mengatakan langkah larangan di pasar yang berada di wilayahnya itu sudah disusun selama setahun.

“Jika mempertimbangkan adanya 5 juta pengunjung pasar ini setiap tahun, larangan bebas kantong plastik itu benar-benar akan membawa perubahan,” katanya.

“Itu berdampak luar biasa terhadap komunitas, planet kita.”

Manajer Pasar Ian Sumpter mengatakan larangan itu masih terbatas pada kantong plastik untuk membawa barang untuk saat ini.

Kantong sekali pakai untuk barang basah seperti daging, ikan, buah, dan sayuran masih akan tersedia.

Photo: Sid (kiri) mengatakan dia telah membawa tas dan troli sendiri selama beberapa dekade. (Berita ABC: Zalika Rizmal)

Tapi Sumpter mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan untuk mengganti kantong dan plastik sekali pakai lainnya, termasuk cangkir kopi dan sedotan plastik.

“Itu mungkin kami lakukan ke depan,” katanya.

Pasar Queen Victoria Market mengatakan sedang berencana memberlakukan larangan serupa.

Beli atau pinjam

Franceska Garou, seorang konsumen yang belum mengetahui larangan ini mengaku kesulitan membawa barang belanjaan.

Garou mengatakan ingin membeli lebih banyak makanan, tetapi tidak dapat membawanya.

“Mungkin tidak nyaman untukku, tapi untuk lingkungan, tentu saja,” katanya.

Photo: Joe Anile dari Frank’s Quality Fruit dan Veg mengatakan bahwa pelanggan sangat mendukung. (ABC News: Zalika Rizmal)

Pelanggan yang tidak mengetahui larangan ini atau yang lupa membawa tas sendiri dapat membeli tas kertas yang dapat didaur ulang atau tas multi guna.

Mereka juga dapat meminjam tas kain gratis yang dibuat oleh relawan lokal.

Joe Anile dari Frank’s Quality Fruit and Vegetables mengatakan dia dan pelanggannya puas dengan perubahan itu.

“Saya pikir sangat mudah dilakukan. Saya senang kami melakukannya,” katanya.

Tanggapan konsumen

Sid adalah warga yang biasa berbelanja di Pasar South Melbourne selama 40 tahun lebih. Menurut dia larangan itu akan memaksa konsumen untuk merencanakan membawa tas, keranjang atau troli mereka sendiri.

“Kami sudah membawa tas sendiri selama ini. Jadi kami senang dengan inisiatif ini. Saya pikir banyak orang menyia-nyiakannya,” katanya.

“Ini sebenarnya troli kedua kami. Kami menggunakan yang pertama sampai rusak.”

Photo: Nassie Shirazi dan anak-anaknya Surena (kiri) dan Roxana (kanan) senang dengan larangan itu. (Berita ABC: Zalika Rizmal)

Nassie Shirazi dan anak-anaknya, Surena dan Roxana, mengatakan hal ini sebagai langkah besar.

“Kebijakan ini mengurangi polusi. Semua yang kita hasilkan akan berakhir di laut, polusi di air, di ikan, semuanya kembali kepada kita,” kata Shirazi.

Roxana mengatakan larangan itu akan menyelamatkan ikan dan hewan laut lainnya, terutama kura-kura.

“Mereka bingung dengan kantong plastik. Mereka pikir itu ubur-ubur dan memakannya,” kata Roxana.

Tahun lalu Pemerintah Negara Bagian Victoria mengumumkan akan melarang kantong plastik sekali pakai setelah masa konsultasi publik berakhir.

Kantong plastik sekali pakai juga akan dilarang di Australia Barat dan Queensland mulai 1 Juli 2018, sementara Australia Selatan, Northern Territory, Canberra dan Tasmania sudah menerapkannya.

 

Baca artikel asli berbahasa inggris di ABC Australia

 

Sumber: Detik

(Penulis: Ahmad Faris)