“Pahlawan, Siapakah Gerangan Dirinya?”

Cirebon- Hari Pahlawan yang biasa rakyat Indonesia peringati setiap tanggal 10 November mulanya untuk memperingati Pertempuran Surabaya yang terjadi pada tahun 1945 dimana ketika itu terdapat tokoh sentral sebagai pahlawan sekaligus salah satu pemimpin revolusioner Indonesia yang berasal dari Surabaya yaitu “Bung Tomo”. Beliau adalah orang yang membangkitkan dan menggerakkan semangat rakyat Surabaya yang pada saat itu tengah diserang habis-habisan oleh pasukan Inggris yang mendarat untuk melucutkan senjata Jepang dan membebaskan tawanan Sekutu.

Bung_TomoYang menarik adalah cara Bung Tomo menyemangatkan rakyat Surabaya melalui seruan kalimat-kalimat yang membakar semangat perjuangan rakyat dengan mempropagandakan perlawanan terhadap penjajah lewat siaran beliau di radio-radio Surabaya dalam perannya sebagai seorang Jurnalis tatkala itu.

Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah, yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih, maka selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapapun juga.”

Dan untuk kita saudara-saudara….      Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.    Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Tidak ada perbedaan agama dan suku, satu Indonesia”.

Kata-kata Bung Tomo itulah yang membuat semangat rakyat Surabaya untuk melawan pasukan tentara Inggris pada saat itu meledak. Kisah heroik perlawanan rakyat Surabaya dan Bung Tomo tersebut kemudian direkam oleh pena sejarah bangsa ini, dengan demikian ditetapkanlah 10 November sebagai Hari Pahlawan.

Lalu bagaimana dengan kita- rakyat Indonesia yang tidak merasakan bagaimana perjuangan para pahlawan Indonesia- turut untuk berjuang memerdekakan Indonesia saat ini?

Apa yang harus kita lakukan ketika nilai budaya di mata rakyat Indonesia mulai rapuh karena pengaruh budaya barat yang secara sporadis masuk ke Indonesia saat ini?

Dimana peran kita saat pergaulan bebas di kalangan remaja yang semakin parah Indonesia dewasa ini?

Bagaimana kita menghargai perjuangan pahlawan Indonesia yang sudah membebaskan kita dari kesengsaraan terjajah bangsa lain?

Saat agama, suku, maupun perbedaan pendapat dijadikan alasan besar untuk kericuhan dan keributan, lalu apalah arti Hari Pahlawan ini untuk kita rakyat Indonesia?

Di era modernisasi ini kita tidak perlu untuk berperang melawan penjajah, apalagi berperang dengan bangsa kita sendiri. Namun kita harus mengetahui, mengingat, menyadari dan menghargai betapa beratnya perjuangan para Pahlawan Indonesia untuk kemerdekaan kita saat ini.

Dimulai dari menghargai budaya bangsa Indonesia, mempererat hubungan sesama rakyat Indonesia dengan menjalin komunikasi yang baik, tidak menjadikan agama, suku, perbedaan sebagai landasan konflik, berpikir cerdas untuk tidak mendekati hal-hal yang bersifat destruktif terhadap budaya luhur bangsa ini.

Menghargai perjuangan orang tua yang penjadi pahlawan untuk kehidupan kita, yang senantiasa menyayangi kita, berusaha untuk membuat kita bahagia walau sebesar apapun beban yang ditanggung dan sebanyak apapun keringat yang ditumpahkan. Ingatlah perjuangan mereka.

Menghargai perjuangan guru yang dikenal sebagai ‘pahlawan tanpa tanda jasa,’ yang senantiasa mengajari dan membimbing kita agar kita bisa menjadi insan yang cerdas, berguna bagi nusa dan bangsa, tanpa orientasi pribadi mereka tetap mengajari dan membimbing kita tak kenal lelah. Ingatlah perjuangan mereka.

Lebih daripada itu semua, sejatinya perjuangan memperoleh kemerdekaan tidak berhenti sampai disitu saja. Mulailah dengan menjadi pahlawan bagi diri kita sendiri. Kenali siapa kita, cintai dan hargai diri kita, berbuat dan berkontribusi nyata. Dengan begitu kita menjadi merdeka.

Kita yang menentukan bagaimana kita hidup. Kita adalah pahlawan untuk diri kita sendiri, sama seperti Bung Tomo ketika berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Beliau berhasil menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri terlebih dahulu dengan upaya mengangkat dirinya menjadi seorang jurnalis, lalu kemudian menjadi pahlawan bagi bangsa Indonesia.

Dapatkah kita menjadi berguna bagi diri kita sendiri dan tentu saja bagi nusa dan bangsa?
Hanya kita sendiri yang dapat menjawabnya.

 

Selamat Hari Pahlawan.