Jangan Tolak Jasad Pahlawan Kesehatan

Karyneiko
  • 1 tahun
  • 191
  • 0

Dunia dikejutkan dengan munculnya Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) atau yang biasa dikenal virus Corona pada ahir tahun 2019. Virus ini awalnya hanya dianggap menyerang WUHAN, kota di HUBEI salah satu provinsi di China ini ahirnya berkembang sedemikian cepat.

Hampir seluruh negara di belahan bumi kita terserang virus Corona. Tanpa peduli negara itu negara kaya ataupun negara miskin. Bahkan virus ini tidak peduli status orang yang dihinggapi baik kaya maupun miskin, tua, muda, semua tidak luput dari ancaman serangan virus Corona.

Sudah jutaan warga dunia yang terpapar dan ribuan nyawa yang melayang karena virus Corona ini.

Setelah sekian bulan aman dari wabah berbahaya ini, sekitar awal Maret 2020 virus Corona mulai menyebar di kota-kota besar di Indonesia.

DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan kini hampir seluruh provinsi di tanah air muncul penderita Covid 19. Ada yang berpendapat bahwa Indonesia agak terlambat dalam mengantisipasi masuknya virus corona.

Ada juga yang lain  berpendapat, negara secara diam diam telah mengamati dan memprediksi serta menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi penyebaran virus corona.

Bahkan jauh sebelum Jakarta diumumkan darurat Corona, Pemerintah juga telah bertindak dengan menjemput langsung sekaligus menyelamatkan warga negara Indonesia dari WUHAN  yang kemudian sempat di isolasi di pulau Natuna walaupun mendapat penolakan dari warga setempat.

Saat virus ini sudah mulai terdeteksi di sejumlah kota, pemerintah juga sudah menyiapkan langkah-langkah untuk menangani dan mengantisipasi dampak yang ditimbulkan mulai dari dijadikannya wisma atlet di kemayoran sebagai rumah sakit khusus menangani PDP Corona.

Menjadikan rumah sakit pemerintah sebagai rumah sakit rujukan, mengalokasikan sebagian besar anggaran untuk masalah ini, dan menjadikan kesehatan masyarakat sebagai prioritas pertama penanganan pemerintah.

Melalui Perpres 54 tahun 2020, anggaran belanja pemerintah pusat akan diutamakan untuk penanganan virus corona dan dipakai untuk mengatasi ancamaan yang membahayakan perekonomian nasional.

Pemerintah sekarang ini menetapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bukan Lockdown seperti yang diinginkan banyak pihak.

Pemerintah beranggapan lockdown akan menimbulkan masalah baru seperti yang terjadi di negara lain adanya penjarahan oleh warga.

PSBB sendiri tidak secara otomatis berlaki disetiap daerah. Harus mangajukan secara tertulis kepada pemerintah pusat yang akan disetujui oleh menteri kesehatan.

Setelah disetujui oleh menteri kesehatan barulah daerah bisa memberlakukan PSBB seperti yang sudah diberlakukan di DKI Jakarta sejak 10 April 2020.

Korban meninggal yang tercatat oleh Gugus Depan Penanganan Virus Corona sudah lebih dari 300 jiwa. Baik itu warga biasa ataupun tenaga medis yang terpapar.

Ironis memang tenaga medis yang meninggal terpapar virus karena menangani pasien dan kekurangan APD. Sementara ini korban dari para medis yang meninggal tertinggi adalah di negara kita.

Paling menyedihkan adalah tenaga medis ada yang terusir oleh warga dari kontrakanya bahkan tenaga medis yang meninggal ditolak penguburanya oleh warga.

Mereka yang berjuang menyelamatkan nyawa manusia namun mereka sendiri yang tidak selamat. Bukanya diberi penghargaan namun mendapat penolakan saat akan dikuburkan.

Bila apa yang mereka lakukan adalah peperangan melawan covid-19 sudah selayaknya mereka menjadi pahlawan kesehatan. Agar tidak mendapat penolakan warga untuk para medis sebaiknya dikuburkan di makam pahlawan sebagai pahlawan kesehatan yang gugur saat berjuang memerangi virus corona.

Kita sama berdo’a agar wabah corona ini cepat menyingkir dari Indonesia dan muka bumi. Agar kehidupan kembali normal, ekonomi kembali pulih. Sementara ini kita serba terbatasi gerak kehidupan dari sekolah, kantor, perbelanjaan, rumah ibadah hampir semua tutup. Ribuan orang terpaksa menerima PHK dari perusahaan dengan alasan virus Corona. Jadikan Corona musuh bersama saatnya bersatu nyatakan perang melawan covid-19.