Tips Menghadapi Pertanyaan Menyebalkan di Momen Lebaran

Lebaran tahun ini, setidaknya bagi sebagian orang, terasa berbeda dengan lebaran-lebaran sebelumnya. Kali ini meninggalkan kesan yang begitu mendalam. Mungkin hal ini telah kalian rasakan atau suatu saat akan kalian rasakan pula.

Momen Lebaran tahun ini terasa begitu spesial, saking berkesannya hingga membuat otak serasa ditumbuk-tumbuk untuk dijadikan bahan dasar jajanan. Hati terasa perih seperti perihnya hati ayam ketika dipertemukan dengan cabai merah. Jantung yang serasa akan menyusul jantung pisang yang sudah tergantung berada di luar tubuhnya.

Memang sih, lebaran identik dengan kegiatan silaturahmi kepada tetangga, sahabat, sampai musuh yang biasanya suka rusuh pun akan menjadi salih asuh. Tentu khusus dan utamanya kepada keluarga besar. Namun dibalik kegiatan tersebut, banyak oknum yang memanfaatkan situasi seperti ini untuk memperkeruh keadaan suasana hati kita yang dapat dibilang sedang tenang-tenangnya, setelah sebulan penuh kita digembleng dengan didikan ala seorang fakir yang harus terus-menerus menahan lapar, dan ala seorang perindu surga yang terus mengumpulkan tiketnya menuju surga. Nah, pada kesempatan itulah kita akhirnya bertemu orang-orang menyebalkan yang punya pertanyaan tak kalah menyebalkan juga.

Salaman ya salaman aja yo om, maaf-maafan ya maaf-maafan aja yo tante, jangan menambahkan bumbu tak sedap yang dapat membuat organ dalam tubuh kami serasa jadi bahan dasar makanan untuk suguhan lebaran. Sesungguhnya perbuatan yang demikian itu adalah termasuk perbuatan yang keji.

Mulai dari pertanyaan yang paling kecil, “Sudah besar ya sekarang?”. Jika dipikirkan dengan lebih dalam, pertanyaan tersebut adalah pertanyaan retorika. Gak usah kalian jawab, cukup tunjukkan tubuh kalian yang sekarang sudah besar.

“Sudah besar ya sekarang?”, “Iya tan” (jawab kita). Tak berhenti sampai di situ akan ada pertanyaan lain menyusul. “Sekolah dimana? Kelas berapa?”. Oke sekarang kita main tebak-tebakan yaa, kalau kita misalkan menjawab “Saya sekolah di sekolah X tan, baru kelas sekian”. Si tante pasti akan membandingkan dengan anaknya. Oke lah kalau sekolah sama kelasnya ada di bawah kita, kalau di atas kita? Hancurlah sudah kawan. Hati kita hancur, sekolah kita seakan direndahkan, dan seakan-akan kita ini orang yang gak lulus-lulus dari sekolah yaa.

Masih banyak pertanyaannya kawan, jadi jangan menyerah sampai di sini yaa. Jangan putus asa kawan, terus berjuang!. Oke kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya, “Mau terusin ke sekolah mana, universitas mana?”. Oke, karena pertanyaan ini tentang pendidikan, kita jawab saja dengan balik menanya ala kaum intelektual, “Tante, berapa jumlah atom yang terkandung dalam 1 koin yang terbuat dari alumunium, bila berat koin 5,4 gram dengan Ar Al=27?”. Sudah bisa kalian tebak, gimana tanggapan si tante dengan pertanyaan kita.

Kalau kalian setingkat lebih dewasa dari pelajar, maka pertanyaan selanjutnya yang akan muncul adalah, “Kamu kerja dimana? Gaji kamu berapa?”. Masalah tempat kerja, kalian jawab jujur aja dimana kalian kerja tapi kalau masalah gaji. Ini rumusannya, kalian jawab aja, “Saya ngga punya gaji tan. Lagian kalaupun saya punya gaji, gaji saya ngga enak buat dimakan sama bakso”. Eh si tante malah ngiler denger ada kata gaji. Dia pikir gaji (sejenis lemak daging) di bakso.

Oke, masalah pendidikan, karir, sama gaji sudah selesai. Lanjut ke fase berikutnya, pasti nih si tante bakal nanya “Kapan nikah?”. Langsung kalian jawab aja “Kapan-kapan deh tante. Oh iya, kalo om ada rencana buat nikah lagi gak?”. Yakin deh, si tante bakal mati kutu kalau dibalas seperti itu. Tapi kalian juga harus siap-siap pasang kaki, takutnya si tante jadi tak terkendali dan menyerang kalian secara membabi buta.

Alhamdulillaah, akhirnya nikah juga. Menjelang beberapa bulan kemudian, “Kamu udah punya anak belum?”. Ini masalah tentang anak, anak adalah titipan dari Allah, hanya Allah-lah yang berhak mengatur segala perkara di muka bumi, termasuk perkara anak. Jadi, kalian jawab gini aja ya, “Tante, coba deh tante buka Al-Quran surat Asy-Syuura ayat 49 sampai 50. Kalau sekarang tante lagi ngga bawa Al-Quran, download aja versi digitalnya. Atau mau saya bacakan sekalian?”.

Pertanyaan tersebut akan terus muncul dalam kehidupan kita, sampai kehidupan ini benar-benar berakhir. Dari mulai kita yang beranjak besar, sekolah, sampai lulus, kerja, nikah, dan sampai punya anak, dan pertanyaan tersebut akan terus berlanjut sampai anak cucu keturunan kita. “Anak kamu kerja dimana?”, “Cucu kamu sekolah dimana?”. Akan terus berlanjut kawan, bersabarlah.

So, sedikit saran dari saya buat kalian semua yang gak mau mengalami lebaran yang mengenaskan, persiapkanlah diri kalian jauh-jauh hari, persiapkan dengan matang dan sebaik-baiknya. Hadapi dengan gagah berani bak seorang Ksatria berbaju putih, bersarung rapih dan bersenjatakan tasbih. Banyak-banyaklah berdoa sebelum tiba saatnya masa itu akan menemuimu, semoga kalian dilancarkan dalam segala urusan, ditenangkan dalam setiap pertanyaan, dan dimudahkan dalam setiap jawaban. Jangan anggap pertanyaan tersebut adalah pertanyaan tersulit, karena sesungguhnya pertanyaan tersulit adalah pertanyaan yang tak memiliki jawaban.

Penulis : Afip Maulana