Cirebonmedia.com – Ada dampak signifikan dalam kemajuan teknologi komunikasi, media sosial seperti kehilangan arah. Banyak tulisan yang tidak lagi menyejukkan. Fenomena semasif ini, baru kali ini terjadi. Hate speech (ujaran kebencian) di sosial media adalah ujian bagi peradaban kebudayaan kita. Jati diri yang dibangun dengan kesadaran tinggi oleh para sesepuh, terasa mengikis. Campur aduknya tata nilai berdampak signifikan, bak sayur dari bahan sampah yang diaduk dalam bejana kotor. Ketololan menginterpretasikan kemajuan teknologi justru mbablas, merusak dan memporakporandakan tatanan sosial yang sudah baik selama ini. Rakyat terpecah pecah karena paham.

Jati diri yang dibangun dengan kesadaran tinggi oleh para sesepuh, terasa mengikis. Campur aduknya tata nilai berdampak signifikan

Detik demi detik informasi masuk lewat teknologi yang seharusnya membuat kehidupan ini lebih baik. informasi yang begitu deras tersebut bercampur aduk antara peristiwa atau kejadian yang sebenarnya dengan berita bohong, fitnah atau yang biasa disebut ‘hoax’. Golongan pro dan kontrak jadi kelompok yang bersitegang tanpa tahu batas akhirnya dan bahkan pendapat mereka merangsek masuk kedalam pemikiran masyarakat awam yang tidak punya basic knowledge kuat. Masyarakat stay in confusing.

dampak teknologi foto : maxmoenrot.com

Dalam bahasa Thomas L Friedman ‘the world is flat’, melalui teknologi informasi dunia menjadi datar, tanpa sekat. Kejadian di berbagai belahan dunia bisa diketahui dengan cepat oleh masyarakat bahkan di daerah pelosok sekalipun. Karena itu sangat penting untuk berhati-hati dalam men-share segala informasi ke media sosial. Artinya, ketika kata-kata sudah terlontar ke publik, maka publik berhak mengkritisi, mendukung, menolak, menganggap tindak pidana dan lain sebagainya.

Ada beberapa langkah yang perlu dipertimbangkan sebelum menyebarluaskan informasi ke tengah-tengah publik media sosial. Pertama, pastikan situs media tersebut terpercaya dan nyata. Media sosial seringkali menjadi sasaran empuk bagi kelompok kepentingan guna melancarkan aksi propagandanya. Tak perduli dengan simbol organisasi, yang terpenting bahan propagandanya tembus kepada netizen. Oleh sebab itu, penting untuk kritis pada sumber media yang memuat informasi tersebut, pastikan ia berasal dari perusahaan media ataupun organisasi terpercaya. Kedua, lakukan filterisasi pada isi berita. Periksalah apa isi beritanya. Cermati penggunaan bahasa yang digunakan, apakah menggunakan bahasa-bahasa tendensius dan provokatif atau menggunakan bahasa yang sederhana namun jelas, tegas dan tepat. Periksa ulang data dan fakta yang disajikan.

So, pikir baik-baik sebelum menyebarluaskan informasi. Jika infomasi berisi kebencian sebaiknya jangan disebarluaskan. Berita bernada kebencian bukanlah informasi yang layak kita konsumsi apalagi disebarluaskan. Demokrasi bukanlah berarti bahwa setiap individu berhak untuk melampaui batas kenyamanan orang lain. Justru demokrasi menggariskan untuk saling menghargai perbedaan dan keberagaman. Anugerah Tuhan yang Maha Agung bahwa kita dapat menikmati kemajuan informasi teknologi dengan begitu leluasa, kita sangat bersyukur Indonesia tercinta tidak seperti negara negara di dunia yang rawan konflik.

 

Oleh                : Argusti.