Polusi Udara Menurunkan Kecerdasan Manusia

Polusi udara diyakini sebagai salah satu faktor yang bertanggung jawab atas menurunnya kecerdasan manusia. Hal itu dijelaskan dalam sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini.

Dilansir dari Independent pada Rabu (29/8/2018), polusi udara tidak hanya berdampak mematikan bagi kesehatan fisik saja. Paparan kronis terhadap materi partikulat udara mampu menyebabkan menurunnya nilai tes untuk bahasa dan aritmatika secara signifikan. Bahkan, hasil rata-rata udara beracun bisa disamakan dengan kehilangan pendidikan selama setahun.

Penelitian tentang polusi udara ini dilakukan di Tiongkok, namun relevan di seluruh dunia. Lebih dari 91 persen populasi di planet ini, hidup di daerah dengan udara yang berbahaya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, hal tersebut menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia nomor empat.

Studi yang diterbitkan dalam Proceedings of National Academy of Sciences ini, berlangsung selama empat tahun dan menganalisis tes verbal dan aritmatika yang diambil dari 20 ribu orang di segala usia.

Hasilnya menunjukkan bahwa paparan yang terlalu lama terhadap udara buruk, menyebabkan degradasi kognisi yang memburuk seiring bertambahnya usia.

Menghambat Kemampuan Kognitif

Polusi udara juga meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan bentuk lain demensia.

“Udara yang tercemar dapat menghambat kemampuan kognitif saat orang menjadi lebih tua, terutama bagi mereka yang kurang berpendidikan,” kata para penulis.

“Kerusakan pada otak yang menua akibat polusi udara, kemungkinan membebani kesehatan dan biaya ekonomi yang besar. Mengingat bahwa fungsi kognitif sangat penting bagi para lansia untuk menjalankan tugas sehari-hari dan membuat keputusan- keputusan penting,” tambah mereka.

Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan, efek gabungan dari polusi udara dan rumah tangga menyebabkan sekitar 7 juta kematian dini di seluruh planet setiap tahunnya. Sebagian besar akibat meningkatnya kematian karena stroke, penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru-paru, dan infeksi saluran pernapasan akut.

Sumber : Liputan6.com
Penulis : Ryan