Narkotika menurut UU RI No 22 / 1997, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Badan Narkotika Nasional (disingkat BNN) adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.[1] BNN dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Dasar hukum BNN adalah Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Sebelumnya, BNN merupakan lembaga nonstruktural yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002 yang kemudian diganti dengan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007.
Narkotika yang paling berbahaya, antara lain ganja, shabu, ekstasi, dan heroin.
Berikut ini adalah 53 ciri pengguna narkoba menurut Humas BNN di www.bnn.go.id:
- Jika diajak bicara jarang mau kontak mata
- Bicara pelo atau cadel
- Jika ke luar rumah sembunyi-sembunyi
- Keras kepala atau susah dinasehati
- Sering menyalahkan orang lain untuk kesalahan yang dia buat
- Tidak konsisten dalam berbicara (mencla-mencle)
- Sering mengemukan alasan yang dibuat-buat
- Sering berbohong
- Sering mengancam, menantang atau sesuatu hal yang dapat menimbulkan kontak fisik atau perkelahian untuk mencapai keinginannya
- Berbicara kasar kepada orangtua atau anggota keluarganya
- Semakin jarang mengikuti kegiatan keluarga
- Berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya
- Teman sebayanya makin lama tampak mempunyai pengaruh negatif
- Mulai melalaikan tanggung jawabnya
- Lebih sering dihukum atau dimarahi
- Bila dimarahi makin menjadi-jadi dengan menunjukan sifat membangkang
- Tidak mau memedulikan peraturan di lingkungan keluarga
- Sering pulang lewat larut malam
- Sering pergi ke diskotek, mal atau pesta
- Menghabiskan uang tabungannya atau selalu kehabisan uang
- Barang-barang berharga miliknya atau milik keluarga yang dipinjam hilang dan sering tidak dilaporkan
- Sering merongrong keluarga untuk meminta uang dengan berbagai alasan
- Selalu meminta kebebasan yang lebih
- Waktunya di rumah banyak dihabiskan di kamar sendiri atau kamar mandi
- Jarang mau makan atau berkumpul bersama keluarga
- Sikapnya manipulatif
- Emosi tidak stabil atau naik turun
- Berani berbuat kekerasan atau kriminal
- Ada obat-obatan, kertas timah, bong (botol yang ada penghisapnya) maupun barang-barang aneh lainnya (aluminium foil, jarum suntik, gulungan uang atau kertas dan lain-lain), bau-bauan yang tidak biasa (di kamar tidur atau kamar mandi)
- Sering makan permen karet atau permen mentol untuk menghilangkan bau mulut
- Sering memakai kacamata gelap dan atau topi untuk menutupi mata telernya
- Sering membawa obat tetes mata
- Omongannya basa-basi dan menghindari pembicaraan yang panjang
- Mudah berjanji, mudah pula mengingkari dengan berbagai alasan
- Teman-teman lamanya mulai menghindar
- Pupusnya norma atau nilai yang dulu dimiliki
- Siklus kehidupan menjadi terbalik (siang tidur, malam melek atau keluyuran)
- Mempunyai banyak utang serta mengandalkan barang-barang atau menjual barang-barang
- Bersikap aneh atau kontradiktif (kadang banyak bicara, kadang pendiam sensitif)
- Paranoid (ketakutan, berbicara sendiri, merasa selalu ada yang mengejar)
- Tidak mau diajak bepergian bersama yang lama ke luar kota maupun menginap
- Sering tidak pulang berhari-hari
- Sering ke luar rumah sebentar, kemudian kembali ke rumah
- Tidak memperbaiki kebersihan atau kerapihan diri sendiri (kamar berantakan, tidak mandi)
- Menunjukan gejala-gejala ketagihan (demam, pegal-pegal, menguap, tidak bisa tidur berhari-hari, dan emosi labil)
- Sering meminta obat penghilang rasa sakit dengan alasan demam, pegal, linu, atau obat tidur dengan alasan tidak bisa tidur
- Mudah tersinggung
- Berubah gaya pakaian dan musik yang disukai
- Meninggalkan hobi-hobi yang terdahulu
- Motivasi sekolah menurun (malas berangkat sekolah, mengerjakan PR, atau tugas sekolah)
- Di sekolah sering ke luar kelas dan tidak kembali lagi
- Sering memakai jaket (untuk menutupi bekas suntikan, kedinginan, dan lain-lain)
- Sering menunggak uang sekolah atau biaya-biaya lainnya
Komentar