Cirebonmedia.com – Bahaya membentak anak. Berdasarkan penelitian, di dalam kepala seorang anak terdapat lebih dari 10 trilyun sel otak yang siap tumbuh. Bentakan atau kata-kata kasar, makian yang semacamnya kepada anak yang masih dalam masa pertumbuhan, akan berakibat sangat fatal. Karena bentakan atau kata yang kasar dapat membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Bahkan sebuah pukulan atau cubitan yang disertai dengan bentakan, dapat menghancurkan milyaran sel otak. Dan tidak hanya itu, bentakan juga akan mengganggu fungsi organ-organ penting di dalam tubuhnya seperti hati, jantung dan yang lainnya. Sebaliknya, dengan sebuah pujian, kehangatan pelukan atau energi kasih sayang, akan membangun bibit kecerdasan anak. Menurut para ahli psikologi anak, Lise Gliot, ia kesimpulkan bahwa pada anak yang masih dalam pertumbuhan, terutama pada masa golden age yaitu pada umur 2-3 tahun, hal itu justru membuat perkembangan otak anak tumbuh dengan sangat cepat. Sang peneliti memberi nasihat bahwa kita harus hati-hati dalam memarahi anak.

Foto : www.vebma.com

Berbeda dengan penjelasan dr Godeliva Maria Silvia Merry, M.Si, dokter yang juga pengajar di UKDW, Yogyakarta ini menjelaskan bahwa denyut nadi seseorang dapat berubah-ubah tergantung dari suara yang dia dengar. Apabila orang tua hobi membentak-bentak apalagi dengan nada tinggi, maka anak akan terpapar  suara bernada kasar dan tinggi. Ini akan berakibat organ jantung sang anak akan berdetak dengan sangat cepat (abnormal), yang menyebabkan jantung mudah kelelahan. Selain itu anak akan tumbul menjadi pribadi yang emosional . Anak akan meniru hal yang diterimanya itu dalam kehidupan sehari-harinya. Anak akan tumbuh menjadi sosok yang mudah marah, sulit mengendalikan diri, emosional, dan suka teriak-teriak. Karena tindak kekerasan baik itu verbal maupun non verbal berdampak buruk pada psikologi sang anak. Masih dalam kajian bahwa anak yang sering dibentak,  tingkat kepercayaannya kepada orang tua akan menurun. Orang tua harusnya menjadi panutan bagi sang anak pada umumnya, sehingga kebiasaan orang tua itu akan ditiru, termasuk kebiasaan berbicara dengan nada yang kasar dan tinggi. Alhasil segala nasehat dari orang tua nantinya hanya dianggap sebelah mata oleh sang anak.

Bentakan atau kata-kata kasar, makian yang semacamnya kepada anak yang masih dalam masa pertumbuhan, akan berakibat sangat fatal. Karena bentakan atau kata yang kasar dapat membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga.

Membentak anak yang beranjak remaja juga merupakan hal yang tidak baik. Remaja berusia 13 tahun yang sering dibentak oleh orang tuanya akan memperlihatkan lebih banyak gejala depresi dibandingkan dengan teman seusianya yang tidak mendapatkan hal kurang baik itu. Permasalahan seperti ini dikemukakan sebuah studi baru yang dipublikasikan di jurnal Child Development. Salah satu poin disebutkan, yaitu alih-alih orang tua berniat baik untuk memperbaiki perilaku sang remaja, tetapi dengan diteriaki, dihina dan dibentak hal ini justru membuat perilaku sang remaja masalah tambah buruk.

Supaya anak nantinya tumbuh menjadi pribadi yang baik, maka sang anak perlu tumbuh di lingkungan yang membuatnya dapat berpikir positif. Ketika orang tua berbicara dengan nada tinggi alias membentak, justru dapat mengakibatkan anak terganggu perkembangannya dan mengalami pada gangguan pendengaran. Selain masalah pendengaran, juga masalah hati yang terluka, karena menerima perlakuan buruk, alhasil anak akan kesulitan untuk tumbuh menjadi pendengar yang baik.

Sangat penting bagi orang tua untuk membiasakan diri berbicara secara baik dan manis kepada anak, termasuk ketika anak melakukan hal yang salah. Ajarkan bagaimana seharusnya ia bersikap. Untuk itu diperlukan kesabaran dan kecerdasan emosi orang tua, terutama ketika sang anak memperlihatkan respon kurang baik saat dinasehati. Jangan menyerah. Tetaplah berusaha untuk meluruskan sikap sang anak dari kesalahannya dengan cara yang baik.

 

Oleh, Fian