Kamis, 20 Juli 2017 pukul 17.00 Bhinneka mengadakan press conference di kantor PO Bhineka, Jl Pilang Raya Kedawung Cirebon. Dari pihak Bhinneka menyampaikan bahwa kronologi dimulai dari sekelompok pengendara sepeda motor yang terkena timpukan buah dukuh dari penumpang bus. Tak terima, sekelompok pengendara itu pun melakukan pelemparan balik dengan batu dan mengenai body bus.

“Ini kan sesuatu yang anarkis. Kalau kena penumpang siapa yang bertanggung jawab? Tentunya perusahaan PT Bhinneka yang mengangkut. Jadi, kru ini geram terhadap si anak yang berulah melempar batu, karena itu membahayakan, sehingga diambilah anak  yang melepar itu ke sini,” ujarnya.

“Awalnya ugal-ugalan berdampak ke musibah. Saya sendiri tidak menyaksikan kejadian yang sebenarnya. Hanya saya tahu setelah ada proses,” imbuhnya.

Sejak kejadian tersebut pihak Bhineka bertanggung jawab atas segala biaya pengobatan salah satu korban, S yang masih dirawat di RS. Pelabuhan, Cirebon dan kepada keluarga korban yang meninggal dunia pihaknya akan memberikan santunan bila kondisi telah kondusif.

“Kita komitmen membantu semampu kita untuk mendukung proses penyelidikan oleh aparat kepolisian. Kita serahkan kepada aparat penegak hukum.”

Beliau juga menuturkan bahwa hilangnya cctv hingga saat itu masih belum ditemukan, namun orang yang bertanggung jawab terhadap hilangnya cctv sudah diinterogasi pihak kepolisian.

Setelah kejadian tersebut, pihak Bhinneka akan mengevaluasi, mereorganisasi dan meninjau kembali SOP, sehingga managemen ke depan tidak terjadi lagi kasus serupa. Pihaknya tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik terhadap publik.

S saat ditemui di RS Pelabuhan saat itu sedang beristirahat dan ditemani oleh ayahnya. Berdasarkan cerita dari ayahnya bahwa ketika itu ibunda S menelepon mengabarkan S kecelakaan dan beliau menyarankan agar S segera dibawa ke rumah sakit. Oleh ibunda, S dibawa ke RS Arjawinangun Hari Senin siang. Karena keterbatasan biaya, S dibawa kembali ke rumah pukul 19.00. Kemudian, pihak keluarga S ditemani RT setempat bersama-sama menemui pihak PO Bhinneka guna menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan. Selasa, 18 Juli 2017 pukul 17.00, S pun dibawa ke RS Pelabuhan.

“Barusan dibawain itu. Pihak Bhinneka aslinya sangat perhatian. Yang penting anak saya sehat,” tutur ayah S.

Ayahanda S yang berprofesi sebagai tukang angkut barang ke luar kota ini menjelaskan perkerjaan S sehari-harinya menjadi kernet atau supir.

Beliau juga memaparkan bahwa kondisi S sebelumnya tidak bisa bangun, namun kini kondisinya sudah mulai membaik, bisa duduk, bahkan berjalan. Kejadian yang menimpa anak keduanya itu setelah S pulang habis bermain dari rumah temannya. “Temannya empat, tapi yang dua pulang dan S dengan satu temannya putar balik arah mau isi bensin,” ujarnya.